Malam Terakhir Fikri di Slot Gacor Gobetasia

Malam itu hujan turun tanpa henti, mengetuk-ngetuk jendela kamar Fikri dengan ritme yang aneh — seperti bisikan halus yang mengundangnya untuk tidak tidur. Listrik sempat berkedip, layar laptopnya menyala dalam cahaya kebiruan yang dingin.

Entah dari mana asalnya, sebuah tab baru terbuka sendiri di browser-nya. Di layar tertulis:
slot gacor Gobetasia

Fikri tidak ingat pernah mengklik apa pun. Tapi jari-jarinya seakan bergerak sendiri, menekan tombol “masuk” dan menatap halaman yang penuh warna — terlalu cerah untuk malam yang sesuram itu.

Suara dari Dalam Layar

Awalnya semuanya terasa biasa. Tapi beberapa menit kemudian, Fikri mulai mendengar bisikan samar dari earphone-nya, padahal tidak ada musik yang diputar.
“Mainkan… mainkan… atau kau akan dilupakan…”

Setiap kali ia mencoba menutup halaman itu, layar hanya berkedip dan kembali menampilkan halaman yang sama. Angka-angka berputar cepat di layar, dan bayangan wajah samar muncul di pantulan monitor. Wajah itu… wajahnya sendiri, tapi tanpa mata.

Jam yang Terhenti

Pukul 01.13, jarum jam dinding berhenti bergerak. Tapi detak jantung Fikri malah semakin cepat. Tiba-tiba layar menunjukkan pesan:
“Kamu hanya punya satu kesempatan lagi.”

Fikri menatapnya lama. Tangannya gemetar, keringat dingin membasahi pelipis. Tapi entah kenapa, ia menekan tombol itu juga.

Hilang

Keesokan paginya, laptop Fikri masih menyala di atas meja. Layar hanya menampilkan halaman kosong dengan pesan samar:
“Selamat datang di slot gacor Gobetasia — kamu sekarang bagian dari kami.”

Namun kamar Fikri kosong. Tidak ada jejak kepergian, tidak ada pesan. Hanya kursi yang masih berputar pelan… seolah seseorang baru saja bangkit dari sana.

Dan sejak malam itu, teman-temannya bersumpah… kadang mereka masih melihat akun Fikri online tengah malam, tepat pukul 01.13.